Tiga kota di Indonesia berhasil masuk dalam daftar kota pintar dunia yang dirilis oleh The Smart City Observatory (SCO), bagian dari IMD World Competitiveness Center (WCC).
Studi ini menggabungkan data lapangan dan survei kepada masyarakat setempat untuk menilai bagaimana teknologi membantu kota mengatasi berbagai tantangan dan meningkatkan kualitas hidup bagi penghuninya.
Jakarta, ibu kota Indonesia, berada di posisi ke-102 dalam daftar tersebut, sementara Medan berada di posisi ke-112 dan Makassar di posisi ke-114. Di peringkat pertama, ada kota Zurich di Swiss yang telah menduduki peringkat pertama selama empat tahun terakhir. Kota Singapura menjadi satu-satunya kota di Asia yang masuk dalam 10 besar dengan peringkat ke-7.
Dalam konteks nasional, terdapat delapan kota di Indonesia yang telah menerapkan konsep Smart City, yaitu Jakarta, Semarang, Denpasar, Makassar, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, dan Bandung. Smart City mencakup enam aspek utama, meliputi Smart Economy, Smart Live, Smart Living, Smart People, Smart Mobility, dan Smart Governance.
Beberapa kota di Indonesia telah menerapkan konsep Smart City untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pengelolaan kota. Contohnya meliputi Jakarta dengan Smart City Lounge dan aplikasi pelayanan publik, Bandung dengan perizinan online dan penggunaan media sosial, Makassar dengan sistem pemantauan kemacetan dan pembayaran.
Surabaya dengan sistem keuangan digital dan smart mobility, Semarang dengan sistem informasi dan perizinan online, Yogyakarta dengan sistem kelistrikan melalui smart grid, Denpasar dengan integrasi aplikasi smart city, dan Banyuwangi dengan smart government dan layanan PBB secara drive-thru.
Keberhasilan tiga kota Indonesia dalam masuk daftar kota pintar dunia dan delapan kota yang telah menerapkan konsep Smart City menjadi bukti bahwa Indonesia semakin berkembang dalam menghadapi tantangan masa depan dan meningkatkan kualitas hidup bagi warganya.