Baru-baru ini, ditemukan adanya 13 zodiak. Ophiuchus adalah zodiak ke-13 yang terletak di antara rasi bintang Scorpio dan Sagitarius. Penemuan zodiak ini sebenarnya sudah dibicarakan sejak tahun 2016 lalu, dan sejumlah sumber menyatakan bahwa zodiak Ophiuchus telah ditambahkan. Setelah mengetahui hal tersebut, publik menjadi heboh karena muncul kabar bahwa susunan zodiak akan mengalami perubahan jika Ophiuchus diakui dalam dunia astrologi.
Gagasan zodiak ke-13 sendiri muncul pada tahun 1970 oleh Stephen Schmidt, seorang ahli astrologi, yang menggagas tanda 14 zodiak termasuk Cetus. Jika zodiak Ophiuchus termasuk dalam susunan astrologi, maka orang yang lahir pada tanggal 29 November hingga 17 Desember akan dikategorikan dalam zodiak ini.
Ophiuchus berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “pemegang ular” dan digambarkan sebagai sosok laki-laki yang sedang menggenggam seekor ular. Dalam mitologi, Ophiuchus juga dianggap sebagai representasi dari Asclepius, sang Dewa Penyembuh.
Zodiak Ophiuchus memiliki karakteristik gabungan antara Scorpio dan Sagitarius karena letaknya berada di antara kedua rasi bintang tersebut. Zodiak Ophiuchus dikenal karena tidak menyukai rutinitas yang monoton dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Orang yang berzodiak Ophiuchus juga haus akan pengetahuan dan dianggap sebagai salah satu zodiak yang cerdas secara intelektual. Meskipun demikian, orang yang berzodiak Ophiuchus cenderung memiliki sifat impulsif, pencemburu, sombong, serta suka menunda-nunda pekerjaan.
Tanggapan BRIN Mengenai Zodiak dalam Riset Antariksa
Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, mengungkapkan bahwa zodiak yang berada di bidang ekliptika hanya ada dua belas. Hal ini dilakukan agar jumlah zodiak sejalan dengan jumlah bulan dalam kalender Masehi.
Asal Usul Ophiuchus
Andi menyatakan bahwa Ophiuchus sebenarnya telah ada sejak zaman Babilonia, sekitar 2000 SM. Seiring berjalannya waktu, beberapa zodiak mengalami pergeseran dari bidang ekliptika karena presesi, termasuk Ophiuchus. Presesi merupakan gerakan Bumi yang mirip dengan gasing dan menunjukkan perubahan posisi bintang kutub dan zodiak dalam jangka waktu yang lama. Andi mengatakan bahwa Ophiuchus kembali muncul di ekliptika setelah beberapa ribu tahun.
Penetapan Batas Konstelasi
Andi menjelaskan bahwa penetapan posisi objek langit dilakukan dengan menggunakan nilai bujur ekliptika dan zodiak. Dalam satu zodiak, sebelum penetapan batas, porsi mencapai 30 derajat. Setelah melewati 30 derajat, posisi akan beralih ke zodiak berikutnya. Beberapa ahli saat ini mengusulkan batasan konstelasi atau rasi bintang, tetapi hanya beberapa yang menggunakannya. Alasannya, menurut Andi, batasan baru ini akan mengakibatkan perbedaan dan ketidakrataan wilayah atau porsi setiap zodiak. Sebagai contoh, jika Ophiuchus dimasukkan, Scorpius hanya akan berlangsung sekitar belasan hari, sementara porsi lebih besar ada pada Ophiuchus.