Pendidikan anak memang penting, tetapi jangan mengabaikan kesehatan. Jangan terlalu fokus pada masa depan anak hingga lupa kondisi anak. Orang tua zaman sekarang sering beranggapan bahwa pendidikan adalah yang terpenting. Dengan pendidikan yang baik, masa depan anak akan cerah. Dengan alasan itu, banyak orang tua yang memaksa anak mereka belajar dari pagi hingga malam.
Hal ini juga dialami oleh Tieu Tiem, seorang bocah yang berusia 9 tahun dari Tiongkok. Bocah tersebut dipaksa belajar oleh Ibunya dengan jadwal yang sangat padat dari pagi hingga larut malam.
Pada hari Jumat (31/3/2023), sang bocah meminta izin istirahat sejenak karena terlalu lelah ketika sedang mengerjakan PR. “Saya sangat lelah, saya istirahat sejenak ya Bu,” ucap anak itu pada ibunya. Setelah meminta izin, Tieu Tiem pun tertidur. Ternyata itu adalah kata-kata terakhir yang didengar dari anaknya. Tieu Tiem tak bangun lagi.
Orang tuanya panik dan membawanya ke rumah sakit. Tieu Tiem mengalami koma dan kemudian meninggal dunia di rumah sakit. Menurut dokter, Tieu Tiem meninggal karena kegagalan multiorgan. Organ-organ Tieu Tiem terlalu banyak bekerja dan tak mampu bertahan hidup.
Dokter menanyakan aktivitas sebelum kematiannya, apa yang dilakukan anak itu. Ibunya hanya bisa saling pandang dengan suaminya. Sang Ibu mengatakan bahwa anaknya adalah murid yang baik dan semangat belajar. Itulah sebabnya orang tua menginvestasikan semua uang mereka untuk pendidikan anak.
Selain belajar di sekolah dari Senin hingga Jumat, anaknya masih melanjutkan belajar setiap malam. Sang bocah hanya makan roti atau pangsit. Setelah itu, ada les tambahan malam seperti bahasa Inggris, Prancis, dan Matematika. Anak itu pulang pukul 9 malam untuk makan malam. Kemudian, ia tak langsung tidur tapi masih mengerjakan PR hingga larut malam.
Namun, baru-baru ini, sang ibu melihat hasil akademik anaknya menurun. Karena ujian sekolah semakin mendekat, ibunya pun mengganti les menggambar dan les basket yang disukai anaknya menjadi les matematika dan sastra.
Tieu Tiem belajar dari pagi hingga malam, ditambah kelas tambahan di akhir pekan. Waktu di rumah hanya untuk makan, minum, dan mengerjakan PR. Pada malam yang naas, sang ibu melihat anaknya tampak depresi. Tieu Tiem terlihat lelah dan enggan mengerjakan PR-nya. Melihat kondisi anaknya, ibu memberi semangat.
“Tieu Tiem yang baik, belajarlah dengan giat, cuma tinggal beberapa hari lagi biar bisa mendapatkan predikat siswa yang baik dan menyelesaikan ujianmu ya nak. Nanti, Ibu akan biarkan kamu istirahat dan liburan. Kamu harus selesaikan PR-mu, lalu kamu bisa keluar makan.”
Sang Ibu tak menyangka janjinya tak akan terpenuhi karena Tieu Tiem pamit tidur dan kemudian meninggal dunia. Ketika mendengar dokter menjelaskan alasannya, ibu Tieu Tiem tak bisa mempercayai kenyataan itu. Bagaimana mungkin belajar berlebihan telah membuat anaknya kelelahan dan meninggal? Ibu Tieu Tiem meminta dokter untuk memeriksa lebih teliti, namun hasilnya tetap sama.
Dokter menjelaskan tuntutan orang tuanya yang memaksa anak belajar terlalu keras, mengikuti les hingga larut malam dan harus menjadi juara di kelas berakhir dengan frustrasi anak. Sang anak mengalami kelelahan yang luar biasa akibat tuntutan belajar yang berlebihan, berujung tragis anak meninggal.
Akhirnya, sang orang tua menangis secara histeris dan menyesal karena tuntutan yang menyebabkan anak mereka mengalami stres yang berujung pada kematian karena kelelahan. Kisah viral ini sangat menyayat hati.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi orang tua untuk tidak hanya fokus pada pendidikan, namun juga menjaga keseimbangan dan kesehatan anak. Orang tua juga harus memahami kebutuhan dan batasan anak agar tak menuntut terlalu keras yang berujung pada kelelahan berlebih dan bahkan kematian seperti kasus yang tragis ini.
8 Komentar
Anak itu bukan investasi, lu mau investasi itu main saham atau lainnya.
Nah kalo uda gitu siapa yang salah coba
pemerintah ga si
Makanya Mak anaknya jangan disuruh belajar terus, anak juga butuh waktu buat bermain
Tolol deh
Miris banget ini 😭
goblog emg emaknya