Sebuah gubuk yang dihuni oleh seorang kakek bernama Abah Jajang di Cianjur menjadi viral di media sosial setelah kakek tersebut menolak tawaran untuk menjual rumahnya dengan harga Rp 2,5 miliar. Kakek Abah Jajang mempunyai alasan yang kuat untuk menolak penawaran tersebut.
Rumah Abah Jajang terletak di Citambur, Cianjur Selatan, Jawa Barat dan dikelilingi oleh pegunungan yang membuatnya terlihat seperti negeri dongeng. Selain itu, pemandangan air terjun yang ada di sekitarnya membuat tempat ini menjadi tempat yang indah dan nyaman untuk tinggal.
Menurut Abah Jajang, banyak orang yang datang ke pekarangannya untuk berkemah dan bahkan ada yang menawarkan untuk membeli rumah warga lokal untuk orang asing. Namun, Abah Jajang menolak tawaran tersebut karena ia telah memandang semua orang yang mengunjungi rumahnya sebagai keluarga.
Menurutnya, tidak ada harga yang bisa membeli hubungan baik dengan orang lain. Jika Abah Jajang menjual rumahnya, dia akan kehilangan keluarganya, namun jika dia memutuskan untuk tidak menjualnya, keluarganya akan bertambah.
Setelah dilakukan perluasan rumah, keindahan alam di lingkungan sekitarnya tidak lagi seperti yang dulu. Pasalnya, gedung-gedung baru seperti kafe tampak bermunculan. Namun, rumah Abah Jajang tetap menjadi tempat yang nyaman dan indah untuk tinggal.
Setelah menjadi viral di media sosial, banyak orang yang mengunjungi rumah Abah Jajang. Bahkan, Abah mendapat tawaran dari pemerintah untuk merenovasi rumahnya setelah viral. Meski demikian, Jajang tidak mau rumahnya direnovasi karena ia ingin bangunan itu tetap seperti semula.
Meski terlihat sederhana dari luar, interior rumah Abah Jajang terlihat mewah dan sangat nyaman. Dinding putih bersih, lampu strip LED, kasur yang cukup besar, sound system, televisi dan lemari es menjadi bagian dari interior rumah ini. Karpet tebal di lantai juga menambah kenyamanan ruangan tersebut. Banyak orang yang terkejut melihat rumah itu karena di luar seperti gubuk rusak, namun di dalam seperti penginapan mewah.
2 Komentar
Masya Alloh….
Nah, ada pemandangan bagus, langsung pada nyerbu ke sana, termasuk pemerintahnya, kasian si Abah