Arteria Dahlan, anggota Komisi III Fraksi PDIP, merasa keberatan atas pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebut anggota DPR sebagai ‘markus’ (marah-marah lalu titip kasus). Arteria mendesak Mahfud mencabut pernyataannya sebab markus menurutnya merupakan sebutan untuk mafia kasus.
Menurut Arteria, pernyataan Mahfud akan mempengaruhi citra anggota DPR serta berdampak pada keluarga masing-masing anggota dan publik. Arteria mengungkapkan keberatannya saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Gedung DPR, Senayan, Rabu (29/3).
Rano Al-fath, anggota Komisi III dari Fraksi PKB, juga menyampaikan hal serupa. Ia meminta Mahfud mengklarifikasi pernyataan mengenai ‘markus’.
Menurut Rano, walaupun fenomena ‘markus’ tidak ada di periode DPR saat ini, klarifikasi dari Mahfud sangat penting. Rano menilai pernyataan Mahfud sangat sensitif dan berpotensi menimbulkan spekulasi di masyarakat.
Latar Belakang Pernyataan Mahfud Tentang Markus
Mahfud mengungkapkan istilah ‘markus’ ketika membahas data Rp 349 triliun dari transaksi mencurigakan yang ditemukan oleh PPATK. Laporan tersebut disampaikan ke Kemenkeu.
Mahfud membeberkan tentang perilaku yang tidak wajar dari anggota DPR. Ia mengatakan bahwa kadang-kadang para Anggota Dewan tersebut marah-marah, kemudian datang ke Kantor Kejagung untuk menitipkan kasus.
Pernyataan Mahfud langsung ditanggapi oleh Habiburokhman, anggota DPR Komisi III dari Gerindra yang juga Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Ia bertanya kepada Mahfud apakah ada anggota DPR periode 2019-2024 yang menitipkan kasus.
Mahfud menjelaskan adanya kasus titipan terkait Kampung Maling. Namun, kasus tersebut bukan dari anggota DPR periode saat ini.
Mahfud mengungkapkan pada tanggal 17 Februari 2002, Jaksa Agung Abdul Rachman Saleh mengalami pemeriksaan yang sangat intensif. Seseorang mengatakan bahwa Abdul seperti seorang ustaz di Kampung Maling, orangnya baik tetapi berada di lingkungan yang buruk.
Desakan untuk Klarifikasi Pernyataan ‘Markus’
Pernyataan Mahfud tersebut mengundang reaksi dari beberapa anggota DPR yang merasa citra mereka tercoreng. Selain Arteria Dahlan dan Rano Al-fath, anggota DPR lainnya juga menuntut klarifikasi dan penjelasan lebih lanjut terkait pernyataan tersebut.
Mereka menginginkan agar Mahfud MD menjelaskan maksud dari pernyataan ‘markus’ serta memastikan bahwa tidak ada anggota DPR periode 2019-2024 yang terlibat dalam praktik tersebut. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya menjaga citra dan reputasi DPR di mata masyarakat.
7 Komentar
Markus cadel ketar ketir wkwkwk
Sejak kapan DPR citranya baik?
Bongkar semuanya prof, jangan kasih ampuun.
Siapa sih yang milih manusia ini?
Bubarkan aja DPR kntl
Asal tau ya, gak ada baiknya citra DPR di mata masyarakat.
Emang masih punya citra?