Berita terpopuler

    Buronan Kasus Narkoba Dilantik Sebagai Anggota DPRD Tanjung Balai Sumut

    13 April 2023

    Baru saja diresmikan Jokowi, Proyek Kereta Api Makassar-Parepare Dikorupsi Pejabat

    13 April 2023

    Banding Ditolak, Ferdy Sambo Tetap Dihukum Mati, Putri Candrawathi Dihukum 20 tahun penjara

    12 April 2023
    Instagram
    Fakta IndoFakta Indo
    • Terkini
    • Trending
    • Terpopuler
    Instagram
    Fakta IndoFakta Indo
    Beranda»Terkini»Muncul Virus Marburg, WHO: Waspada! Tingkat Kematian 88 Persen, Berpotensi Jadi Pandemi
    Terkini

    Muncul Virus Marburg, WHO: Waspada! Tingkat Kematian 88 Persen, Berpotensi Jadi Pandemi

    29 Maret 202323 Komentar
    Facebook WhatsApp Twitter Telegram LinkedIn Email
    Illustrasi kasus pandemi (Foto: Antara)
    Bagikan
    Facebook WhatsApp Twitter LinkedIn Telegram Email

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan telah muncul kasus pertama virus Marburg di Guinea Ekuator pada tanggal 13 Februari 2023. Virus ini memiliki sifat yang sangat menular dan mematikan, mirip dengan Ebola.

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menekankan pentingnya melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan pada 28 Maret 2023.

    Meskipun belum ada laporan kasus di Indonesia, namun karena Marburg merupakan salah satu virus paling mematikan, perlu dilakukan antisipasi dan langkah pencegahan agar masyarakat dapat terhindar dari penyebaran virus ini.

    Asal Usul dan Penyebaran Virus Marburg

    Virus Marburg, anggota keluarga virus Ebola, memiliki banyak kesamaan dengan virus Ebola. WHO menyebutkan bahwa Marburg termasuk dalam kelompok virus demam berdarah dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, mencapai 88% tergantung pada jenisnya.

    Virus Marburg pertama kali ditularkan melalui zoonosis, artinya ditularkan dari hewan ke manusia. WHO menjelaskan bahwa kelelawar buah Afrika menjadi pembawa utama virus Marburg. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari kelelawar atau primata. Meskipun kelelawar host alami virus Marburg yaitu Rousettus Aegyptiacus belum ditemukan di Indonesia, wilayah Indonesia termasuk dalam jalur mobilisasi kelelawar ini.

    Pada Agustus 2021, virus Marburg terdeteksi pertama kali di Afrika Barat, tepatnya di Guinea setelah seorang pria meninggal akibat terpapar virus tersebut. Sebelumnya, Marburg tidak terdeteksi sejak tahun 2008 dan wabah besar terakhir virus Marburg terjadi di Angola pada tahun 2005. 

    Gejala Penyakit Marburg Mirip Dengan Penyakit Lainnya

    Penyakit virus Marburg, meskipun jarang terjadi, memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia. Gejala yang muncul mencakup demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, diare, dan perdarahan pada hidung, gusi, vagina atau melalui muntah dan feses pada hari kelima sampai ketujuh. Seperti halnya Monkeypox, Marburg menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit dan dari benda-benda yang terkontaminasi.

    Setelah terpapar virus Marburg, gejala biasanya muncul setelah dua hari hingga tiga minggu. Gejala awal meliputi demam tinggi, sakit kepala yang hebat dan ketidaknyamanan, serta diare berair yang parah, sakit perut dan kram. Beberapa penderita juga mengalami ruam yang tidak gatal antara dua hingga tujuh hari setelah gejala awal muncul. WHO sebelumnya menggambarkan penderita Marburg seperti hantu karena mata yang dalam, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan yang ekstrem.

    Virus Marburg dapat menyebabkan pendarahan parah yang dapat dimulai seminggu setelah infeksi. Kehilangan darah dan syok sering kali menjadi penyebab utama kematian, biasanya terjadi delapan hingga sembilan hari setelah timbulnya gejala. Oleh karena itu, masyarakat perlu memperhatikan gejala-gejala yang muncul dan segera mencari pengobatan jika terdapat gejala yang mencurigakan.

    Belum Ada Vaksin atau Obat untuk Mengatasi Virus Marburg

    Virus Marburg merupakan penyakit demam berdarah yang fatalitasnya sangat tinggi dan belum ada vaksin atau obat yang tersedia untuk melawan virus ini. Saat ini, terdapat dua jenis vaksin yang sedang dikembangkan dan sudah memasuki tahap uji klinis fase 1, yakni vaksin Strain Sabin dan vaksin Janssen. Namun, vaksin-vaksin tersebut belum terbukti efektif dalam melindungi dari virus Marburg.

    Sampai saat ini, WHO menyatakan bahwa tidak ada pengobatan khusus yang terbukti efektif dalam mengatasi virus Marburg. Pengobatan yang tersedia saat ini hanya bersifat suportif dan simtomatik, yaitu mengobati gejala dan komplikasi yang muncul serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

    Dengan belum adanya vaksin atau obat yang efektif untuk melawan virus Marburg, upaya pencegahan dan deteksi dini merupakan hal yang sangat penting dalam mengatasi penyebaran virus ini. Perlu dilakukan pengawasan ketat dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap virus Marburg agar dapat menghindari penyebaran yang lebih luas.

    Virus Marburg Telah Menelan 9 Korban Jiwa di Afrika

    WHO melaporkan bahwa hingga kini tanggal 29 Maret 2023, sudah terdapat 16 kasus suspek dan 9 kematian terkait penyakit virus Marburg di Provinsi Kie Ntem, Guinea Ekuatorial. Dari hasil pemeriksaan 8 sampel, salah satunya ditemukan positif terinfeksi virus Marburg. Peristiwa ini dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diperkirakan telah dimulai sejak 7 Februari 2023. Situasi ini mengkhawatirkan karena virus Marburg memiliki tingkat fatalitas yang tinggi dan dapat menyebar dengan cepat.

    Kemungkinan Terjadinya Importasi Virus Marburg di Indonesia Rendah

    Pada tanggal 20 Februari 2023, dilakukan penilaian risiko cepat (rapid risk assessment) di Indonesia terhadap penyakit virus Marburg. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, kemungkinan adanya kasus impor virus Marburg di Indonesia sangatlah kecil.

    Namun demikian, pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran yang mengimbau agar pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait untuk tetap waspada dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya penularan virus Marburg di Indonesia. Hal ini sangat penting untuk dilakukan guna memastikan bahwa virus Marburg tidak menyebar ke Indonesia dan mengancam kesehatan masyarakat.

    Bagikan. Facebook WhatsApp Twitter Telegram LinkedIn Email
    Berita sebelumnyaNadiem Makarim Hapus Tes Calistung Sebagai Syarat Masuk SD
    Berita berikutnya Harta Kekayaan Jokowi Meningkat Rp 10 Miliar Menjadi Rp 82,3 Miliar dalam LHKPN 2022

    Baca juga

    Driver Ojol di Palembang ini Trauma Dipukul oleh Seorang Pria Hingga Giginya Copot

    12 April 2023

    Hakim Ungkap Penyebab Mario Dandy dan AG Aniaya David Ozora

    12 April 2023

    Begini Caranya Mendapatkan Pembersihan Karang Gigi Secara Gratis dengan BPJS

    12 April 2023

    23 Komentar

    1. Toples on 29 Maret 2023 10:52 pm

      Jangan sampai tersebar ke grup WA Emak-emak

      Balas
    2. Ente on 29 Maret 2023 10:51 pm

      Ente kadang kadang ente

      Balas
    3. Bambang on 29 Maret 2023 10:50 pm

      Jadi intinya ini kayak virus resident evil ya?

      Balas
    4. Nastiar5 on 29 Maret 2023 10:50 pm

      Bodoamet anjng!!

      Balas
    5. Gando on 29 Maret 2023 10:49 pm

      Konstipasi apa lagi neh?

      Balas
    6. Megachan on 29 Maret 2023 10:49 pm

      Ya udah undur aja pemilu

      Balas
    7. Fikri on 29 Maret 2023 10:48 pm

      Ga habis fikri

      Balas
    8. Jedi on 29 Maret 2023 10:47 pm

      WHO release produk baru nih?

      Balas
    9. Aprilia on 29 Maret 2023 10:43 pm

      Tiap kali menjelang lebaran, kampret emang!!!

      Balas
    10. Arifin on 29 Maret 2023 10:42 pm

      Opo neh djancok!!

      Balas
    11. Suko on 29 Maret 2023 10:42 pm

      Tanda tanda akhir bulan

      Balas
    12. Ahmad76 on 29 Maret 2023 10:41 pm

      Mohon maaf kita uda kebal

      Balas
    13. Rezal on 29 Maret 2023 10:41 pm

      Bisnis baru nih?

      Balas
    14. Ricko on 29 Maret 2023 10:40 pm

      Vaksin lagi ayo vaksin ke 15x nya

      Balas
    15. Dr strange on 29 Maret 2023 10:40 pm

      WHO butuh duit THR kah?

      Balas
    16. Xavier on 29 Maret 2023 10:38 pm

      Lebaran tiba Marhaban tiba virus pun tiba, alasan biar PPkM lagi

      Balas
    17. Hendro9 on 29 Maret 2023 10:37 pm

      Ini buatan Mamarika lagi kali biar bisa jualan vaksin

      Balas
    18. Oyii on 29 Maret 2023 10:36 pm

      Kapan ya dunia aman tenteram?

      Balas
    19. Farhan on 29 Maret 2023 10:36 pm

      Work from home lagi gak nih?

      Balas
    20. Toni on 29 Maret 2023 10:35 pm

      Asek sekolah libur lagi wkwkwk

      Balas
    21. Who on 29 Maret 2023 10:34 pm

      Here we go again

      Balas
    22. Capek on 29 Maret 2023 10:04 pm

      Kopad koped kopad keped

      Balas
    23. Nelly on 29 Maret 2023 7:32 pm

      Pandemi teros, WHO: cuan cuan

      Balas

    Tinggalkan balasan Batalkan

    Berita terpopuler

    Fakta Mencengangkan Tentang Sejarah Indonesia yang Jarang Diketahui

    23 Maret 2023

    Apa Perbedaan Gejala Covid-19 dari Flu Biasa?

    17 Maret 2023

    Sadis, Mario Dandy tendang kepala David bak bola dan selebrasi ala Ronaldo

    26 Februari 2023
    Instagram TikTok
    • Beranda
    • Terkini
    • Trending
    • Terpopuler
    • Tentang Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
    • Hubungi Kami
    Copyright © 2023 Fakta Indo. All rights reserved.

    Ketik di atas dan tekan Enter/Cari di keyboard Anda.