Sosial media dihebohkan dengan video yang menampilkan tiga petugas keamanan penerbangan (avsec) menjemput Habib Bahar di Bandara Soekarno-Hatta. Dalam video tersebut, ketiga petugas menyambut Bahar saat keluar dari pesawat, dan salah satunya bahkan mencium tangannya.
Menurut Kepala Bidang Komunikasi dan Hukum Bandara Soekarno-Hatta, M. Holik Muardi, insiden ini terjadi pada Jumat (3/3). Ia menjelaskan bahwa mereka telah melanggar SOP dan tindakan indisipliner ini, sehingga diambil tindakan tegas dengan memberikan sanksi berat dengan dipecat sesuai perjanjian kerja kepada ketiga petugas tersebut.
Ketiga petugas dianggap melakukan pelanggaran berat, seperti meninggalkan area kerja tanpa melapor kepada pimpinan dan menjemput serta mengawal penumpang. Sebagai petugas avsec, mereka harus mematuhi Prosedur Operasi Standar (SOP) dalam bekerja, yang mencakup memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan dengan melakukan pemeriksaan terhadap barang dan penumpang.
Muardi menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar prosedur operasi standar dengan berat dan sangat tidak dapat diterima karena bisa berdampak pada aspek keamanan. Oleh karena itu, mereka diberikan sanksi terberat sesuai perjanjian kerja.
Sanksi berat yang diberikan adalah pemecatan, seperti yang dikutip dari pernyataan Angkasa Pura II dan Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Fiki Satari, yang menanggapi unggahan Denny Siregar.
Profil Habib Bahar bin Smith
Habib Bahar bin Smith adalah seorang ulama dan pendakwah yang dianggap cukup kontroversial di Indonesia. Ia sering muncul di berbagai acara televisi dan media sosial, dengan mengemukakan pandangan-pandangannya yang kadang-kadang mengundang kontroversi, termasuk di antaranya adalah insiden dugaan penghinaan terhadap presiden.
Dari berbagai sumber yang dilaporkan, Bahar bin Smith lahir pada tanggal 23 Juli 1985. Dirinya adalah seorang ulama yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara dan menjadi pemimpin serta pendiri Majelis Pembela Rasulullah yang berpusat di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Selain itu, dia juga mendirikan Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin di Kemang.
Habib Bahar bin Smith lahir sebagai anak tertua dari tujuh bersaudara. Keluarganya berasal dari Arab Hadhrami dengan golongan Alawiyyin bermarga Aal bin Sumaith. Ayah Bahar bin Smith, Sayyid Ali bin Alwi bin Smith, meninggal pada 17 Oktober 2011. Ibunya bernama Isnawati Ali. Bahar bin Smith memiliki enam adik, termasuk Ja’far bin Smith, Sakinah Smith, dan Zein bin Smith.
Pada tahun 2009, Habib Bahar bin Smith menikah dengan seorang Syarifah bernama Fadlun Faisal Balghoits yang memiliki marga Aal Balghaits. Mereka memiliki empat anak, yaitu Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin Smith, Syarifah Aliyah Zharah Hayat Smith, Syarifah Ghaziyatul Gaza Smith, dan Sayyid Muhammad Rizieq Ali bin Smith. Anak bungsunya, Ali, lahir pada tanggal 4 Februari 2018.
4 Komentar
Wkwkwk itu yang cium tangan Bahar, pernah cium tangan orang tua sendiri gak?
Ngefans boleh, tapi jangan goblok juga, gini kan ga dapet THR uda mau lebaran lagi
Masa gitu aja langsung main pecat?
setiap lembaga atau perusahaan punya peraturan/kebijakan masing2 yang tidak dapat dilanggar oleh anggota atau karyawannya, jika terjadi pelanggaran maka sanksi diberlakukan. apapun sanksinya harus tetap dipatuhi dan dijalankan, tidak bisa di intervensi oleh fihak luar.